Yogyakarta. Salah satu kota destinasi wisata favorit pulau Jawa. Terkenal dengan gunung Merapi yang masih aktif. Erupsi terakhir dari gunung merapi pada tahun 2010. Sempat memakan korban jiwa, tetapi dengan gerakan cepat tanggap tim penyelamat darurat dan lain-lain dapat mengurangi banyak ya korban jiwa. Satu lagi kalau teman-teman ingat cerita Mak Lampir, itu Gunung Merapi.
Baiklah. Masuk ke topik sebenarnya dan sesungguhnya.
Merapi memiliki ketinggian 2.968 mdpl. Tinggi gak tuh? Hehe.. Jalur pendakian gunung Merapi yang saya ketahui dan pernah saya lalui adalah melalui Penanjakan Selo (Ketep-Boyolali). Ada juga informasi yang memuat jalur pendakian melalui Cangkringan (Yogyakarta).
Untuk menuju Selo, dari Yogyakarta melalui ringroad utara masuk ke jalan magelang. Ikuti jalan magelang hingga pertigaan Ketep. Ambil belokan ke kanan menuju ketep. Jalur akan menanjak, siapkan ancang-ancang gas dan bersiap pindah gigi paling kecil. Sebelum sampai di Ketep Pass, tempat wisata pandang diantara lereng merapi dan merbabu, ambil belokan ke kanan. Jalur akan menurun, menanjak, dan berkelok disertai jembatan kecil berjumlah belasan. Setelah jembatan habis, akan ada satu minimarket terakhir disana sebelum sampai Pos penanjakan. Pos penanjakan tidak jauh lagi, patokannya ada pos jaga sebelah kanan jalan setelah masjid dikanan jalan. Ambil belokan ke kanan, jalan akan lurus dan menanjak. Anda bisa memarkirkan kendaraan anda di basecamp disana. Basecamp bisa digunakan tempat istirahat, isi tenaga alias makan dan menuntaskan hajat sebelum melakukan penanjakan. Dari Basecamp kita akan berjalan s ekitar 15 menit jalur aspal menuju Jalur pendakian Selo. Itung-itung Pemanasan untuk masuk jalur penanjakan.
Jalan dimulai dari basecamp ke new selo jalur penanjakan.
Lalu akan menuju Pos 1 sekitar 1 jam dengan kondisi jalur agak landai, lebar dan berdebu tanah. Siapkan masker di jalur ini. Kemudian untuk menuju pos 2 jalan mulai lebih menanjak lagi. Setelai melalui pos 2 jalur akan lebih miring dan menanjak diselingi ada batu. Siap-siap tenaga dijalur ini, dan akan sampai di pasar Bubrah. Di pos inilah para penanjak akan mendirikan tenda tempat peristirahatan sementara. Di pos Bubrah ini angin terasa sangat kencang dan udara semakin dingin. Dirikanlah tenda ditempat yang tidak diterpa angin secara langsung untuk mengurangi rasa dingin dan angin kencang.
Dari pasar Bubrah kita satu langkah lagi menuju puncak Merapi tepatnya ribuan langkah hahaha. Keliatannya sih deket, tapi sampai puncak itu butuh tekad dan perjuangan yang besar bro. Assek.
Jalur Bubrah menuju puncak lebih miring dan berpasir ditambah bongkahan batu. Maju satu langkah melorotnya dua langkah. Waduh kapan sampainya yaaak.. Ini teman saya lagi di jalur menuju puncak.
Mendekati puncak jalur menjadi batu seperti batu tebing besar-besar tapi bisa dilalui kok, santai aja. Buat kalian yang seneng olahraga yang menantang cocoklah menuju puncak merapi. Tanah tertinggi di Yogyakarta. Dari puncak kita bisa melihat kawah merapi yang berisi dataran batu pasir disertai asap belerang.
Sebelah utara merapi, kita dapat melihat gunung Merbabu berada diatas awan. Pemandangan di atas sangat cantik. Mantaplah pokoknya. Waktu itu melihat merbabu yang keren, masuklah ide untuk sampai puncak Merbabu.
Persiapan pendakian peralatan camping, pelindung tubuh dari dingin, obat-obatan p3k, dan bekal makanan minuman. Tenda, matras, sleeping bag, kaca mata, syal, senter, jaket, koplo, sarung tangan, kaos kaki, sepatu/sandal gunung, baju tebel, masker, tisu basah, kompor portable, mie instan, sarden, nasi, roti, gula merah, dan air.
Selamat berpetualang. Keluar dari zona nyamanmu lalu berbaur dengan masyarakat dan berbaur pada alam.
Nanti foto yang lebih oke saya susulkan. Keep blogging.
