Kamis, 01 Desember 2011

melapisi melindungi itulah 'PELIKEL'

Inisiasi perlekatan bakteri dimulai dari pembentukan formasi pelikel. Pelikel adalah lapisan tipis terbungkus dari protein saliva yang menempel pada permukaan gigi timbul beberapa menit setelah pembersihan optimal. Pelikel menyerupai dua permukaan yang adhesive, satu perlekatan pada permukaan gigi dan satu lagi pada sisi lain, menyebabkan adanya permukaan lengket (sticky suface) sebagai fasilitas perlekatan bakteri pada permukaan gigi.
Setelah pelikel terbentuk, bakteri mulai melekat pada bagian luar lapisan pelikel. Bakteri berikatan dengan permukaan pelikel dengan ratusan atau lebih rambut bakteri yang disebut fimbrae. Lalu bakteri mulai memroduksi substansi untuk menstimulasi terbentuknya kelompok bakteri. Jika dalam 2 hari tidak dibersihkan, maka pada permukaan gigi terdapat koloni predominan oleh bakteri gram positif fakultatif cocci (primer streptococci spesies). Dimana dalam beberapa waktu akan menstimulasi bakteri untuk membentuk ekstraseluler layer dimana membantu memperkuat perlekatan dan proteksi bakteri (Nield, 2003).

Formasi terbentuknya pelikel saliva melalui hasil biopolymer adsorbs pada permukaan gigi oleh saliva. Konsistensi pelikel terdiri dari beberapa protein dan makromolekul dari keberadaan bahan-bahan dalam rongga mulut (saliva, cervicular fluids) dan microbial biofilm.
Formasi pelikel melibatkan aspek termodinamika dan kinetic. Untuk komposisi pelikel terdiri dari beberapa protein, karbohidrat, dan lipid. Fungsi dari pelikel sebagai lapisan luar dalam bentuk lubrikasi, dengan kemampuan semi-permeabel membrane dan melindungi semua permukaan enamel. Setelah pelikel terbentuk menghubungkan antara permukaan gigi dan lingkungan rongga mulut, salah satu hal penting yaitu pada perlekatan bakteri pada pelikel (Duckworth, 2006).

Pembentukan pelikel merupakan proses perlekatan protein dan glikoprotein saliva pada permukaan. Hal ini terjadi karena adanya interaksi ion elektrostatik antara permukaan hidroksiapatit yang memiliki golongan fosfat bermuatan negative dan makromolekul saliva yang memiliki muatan yang berlawanan. Pelikel tersebut berasal dari saliva, cairan cervicular, produk bakteri (Daliemunthe, 2008).
Menurut Reedy dan Jaypee (2008), pelikel berfungsi sebagai agen protektif dengan bertindak sebaagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan ) jaringan. Menurut Harris, komponen karbohidrat dari pelikel, yaitu glikoprotein, merupakan tempat menempelnya protein bakteri, sebagai contoh adhesion, yang sangat berperan dalam penempelan bakteri pada gigi. Terdapat kompetisi pada daerah perlekatan pelikel, tidak hanya oleh reseptor bakteri, melainkan ada protein host, termasuk immunoglobulin (antibodi), protein pada system komplemen, dan enzim lisozim. ketika pelikel telah berikatan dengan salah satu jenis competitor tersebut, perlekatan terhadap competitor jenis lain akan terhambat.
Duckworth RM (ed): The Teeth and Their Environment. Monogr Oral Sci. Basel, Karger, 2006, vol 19, pp 29–64
Roeslan, Boedi Utomo. 2002. Imunologi Oral Kelainan di dalam Rongga Mulut. FKUI : Jakarta.
Nield-Gehrig JS and Willmann DE. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 2003:67-73.
Harris NO, Garcia-Godoy. 2004. Priary Preventive Dentistry – 6th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Daliemunthe SN. 2008. Pengantar Periodonsia. Medan : USU Press.
Reedy S, and Jeypee. 2008. Essential of Clinical Periodontology and Periodontics. Jaype Brothers Publishers. New Delhi. P. 59-62.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar